MENGENANG BERDIRINYA PASAR UMUM GIANYAR
Gianyar, balimerdeka.com | Pasar dalam pengertian teori ekonomi adalah suatu situasi dimana pembeli atau konsumen dan penjual atau produsen dan pedagang melakukan sebuah transaksi. Setelah kedua belah pihak bersepakat mengenai harga dan kuantitas objek transaksi, baik pembeli maupun penjual mendapatkan manfaat dari adanya transaksi.
Namun perlu juga diketahui dan dikaji siapa pendiri Pasar pada waktu itu dan lika liku sejarah berdirinya sebuah pasar, agar kita bisa mengapresiasi keberadaan sebuah pasar. Karena terkadang kelompok tertentu berusaha membuat atau mereka reka sejarah baru untuk kepentingan kelompoknyaSebut saja Pasar Kerajaan Gianyar atau Pasar Desa Adat Gianyar, dulunya dibangun oleh raja Gianyar di depan Puri Agung Gianyar sebagai sebuah kebutuhan masyarakat kerajaan atau kebutuhan masyarakat Desa Adat Gianyar.
Guna penataan wilayah kota kerajaan oleh raja Gianyar di tahun 1946 Ide Anak Agung Ngurah Agung mengawali menata kota kerajaan dengan perluasan lapangan Astina Raya Gianyar dengan memindahkan kurang lebih 20 KK, ke wilayah Panglan Pasdalem.
Dilanjutkan di tahun 1947, dengan memindahkan Pasar Kerajaan Gianyar atau Pasar Desa Adat Gianyar (Pasar Tenten) yang berlokasi di Balai Budaya Gianyar ke lokasi Pasar Umum Gianyar sekarang. Pindahnya Pasar Tersebut dengan menggusur 16 KK yang menempati tanah PKD (Pekarangan Ayahan Desa) kearah wilayah kampung tinggi dengan menempati tanah Desa Adat Gianyar.
Selanjutnya di tahun 1977, Bupati Gianyar waktu itu alm. Anak Agung Gde Putra, SH ada keinginan memperluas Pasar Umum Gianyar untuk menyatukan pasar Tenten di Gianyar. Waktu itu ada tiga Pasar Tenten berdekatan di Gianyar, yaitu Pasar Tenten di Balai Banjar Pasdalem dan Pasar Tenten di Abianbase.
Atas kesepakatan antara pihak Pemkab Gianyar dengan Desa Adat Gianyar serta restu dari Puri Agung Gianyar digusurlah 10 KK lagi warga Desa Adat Gianyar yang menempati tanah PKD, ke jalan Majapahit Gang Gunung Agung.
Salah seorang warga Gianyar, yang tergusur waktu itu Dewa Nyoman Sukra (92) ditemui di rumahnya di Banjar Teges Kaja Minggu, 7 Juni 2020 membenarkan hal tersebut. Mengaku dirinya waktu itu sudah besar dan tahu persis pindahnya keluarga ke daerah kampung tinggi.(Humas Desa Adat Gianyar)
Comments
Post a Comment